Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2015
(55)
-
▼
November
(51)
- Manfaat jogging
- Barca Ajari Real Madrid Bermain Sepakbola
- Rossi Unfollow Lorenzo Dan Marques
- Lois Van Gaal Berharap Ronaldo Balik ke Mu
- komentar Neymar Atas skuad Real Madrid
- Neymar Tetap Penting Meski Tak Cetak gol
- Indonesia Calonkan Jadi Tuan Rumah 2023
- Kunci Kemenangan Surabaya United Atas Persib Bandung
- Resep Kemenangan PBR
- Kekalahan Manchester City Buat Pellegrini Geram
- Real Madrid di Hantam Barcelona
- Kritik Higuain Untuk CR7
- Opsi Djajang Nurjaman Untuk Gantikan Vladimir
- Pemain Barca Harus Tingkatkan Spekulasi
- Kesiapan Piala Jendral Sudirman
- Gelar ''Sang Pembunuh'' Suarez
- Nainggolan Tak Puas menang 3-2 Atas Bayer Leverkusen
- Arsenal di Hantam Bayern Munich
- Real Madrid Tak Gentar Hadapi Barcelona
- Kinerja Enrique di Barcelona
- Kesiapan Surabaya United Pada Piala Jendral Sudirman
- Persipura Tak Targetkan Juara
- Komentar Marc Marques Pada Moto GP Valencia
- Everton Remukan Sunderland
- Aksi Romelu Lukaku
- Menjelang Piala jendral sudirman Arema Cronus mend...
- Arema Rekrut Dua Pemain Asal Sepanyol
- PS TNI ramaikan Sudirman Cup
- Profisionalisme Zenon stylianides
- Sukses Spasojevic Disorot Montenegro
- Dirk Kuyt Top Skor Liga Belanda
- Sejarah Lengkap Bulu Tangkis
- Messi Absen di El clasico
- Sejarah Lengkap Futsal
- Efek Performa Chelsea
- Olahraga Lompat Jauh
- Persiapan PSG Di Santiago Bernebeu
- FIFA Dan AFC temui jokowi
- Pengetahuan Olahraga Sepakbola
- Sejarah Singkat Tenis Meja
- Sejarah Olahraga Basket
- Tenis Meja Dan Sejarahnya
- Tolak Peluru Dan Tekniknya
- Kritikan Bagi Guardiola
- Rio Haryanto Indonesia Punya
- Justin Thomas Menangi CIMB Classic
- Sejarah Singkat Futsal
- Olahraga Bola Volli
- Sejarah Down Hill
- Sanksi Malaysia Dari FIFA
- Erick Thohir Urusi Olahraga Indonesia
-
▼
November
(51)
Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 02 November 2015
Rio Haryanto Indonesia Punya
Ikut mendampingi Rio Haryanto membalap sejak Rio kecil, Indah Pennywati
hapal luar-dalam dengan sikap sang putra sebelum dan sesudah balapan.
Musim ini, katanya, Rio lebih antusias menghadapi tiap balapan.
Indah ikut mendampingi ketika Rio diundang untuk menghadiri wawancara dengan CNN Indonesia, Rabu (28/10) malam. Ketika Rio masuk ke dalam studio, Indah hanya menyaksikan sang putra dari sebuah televisi di ruang tunggu.
Sesekali ia mengernyitkan dahi karena volume suara televisi kalah ramai dari orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Satu kali, ia berdiri dari tempat duduknya untuk mengabadikan gambar sang anak di televisi melalui kamera ponselnya.
Bagi Indah, ini adalah rutinitas. Ia sudah menemani Rio membalap sejak putranya itu masih berusia 6 tahun. Kalau biasanya ia juga ditemani oleh sang suami, Sinyo Haryanto, malam itu tidak. Sinyo sedang berada di Singapura, menjalani perawatan pascaoperasi lutut.
Sama seperti halnya Sinyo, Indah juga berkomitmen penuh mendukung Rio. Tidak hanya sekadar jadi pendukung, ia juga menjadi teman bicara Rio sehabis balapan.
"Kalau kalah, saya nggak berani tanya," ujar Indah kepada detikSport, sembari menambahkan bahwa mood Rio bisa berubah suram seketika manakala mendapatkan keputusan yang tidak menguntungkannya.
"Seperti waktu di Belgia. Waktu itu dia dihukum penalti dan diberitahu-nya baru 2 lap menjelang akhir balapan," lanjutnya.
Kala itu, mobil Rio mengalami masalah pada koplingnya sehingga membuatnya berhenti di jalur cepat pitlane. Hal tersebut membuat steward menghukum Rio dengan penalti berhenti 10 detik di pit box.
Ketika hukuman dijatuhkan, Rio sedang berada di posisi kedua dan balapan tinggal tersisa dua lap. Rio pun tidak punya waktu lagi untuk memperbaiki posisinya.
"Rio sekarang sudah empat tahun membalap di GP2. Sekarang, dia sudah kenyang pengalaman. Sudah banyak menang, banyak kena penalti, dan juga banyak melintir," ucap Indah.
Kendati demikian, musim 2015 ini menjadi musim terbaik Rio selama terjun di ajang GP2. Pebalap berusia 22 tahun tersebut sudah lima kali naik podium musim ini dengan tiga di antaranya menjadi juara. Usai balapan di Rusia, yang berlangsung pada 10-11 Oktober lalu, Rio duduk di urutan ketiga klasemen pebalap.
Indah menilai, meningkatnya performa Rio di lintasan tidak lepas dari chemistry apiknya dengan para teknisi Campos Racing. Menurut Indah, selama membalap untuk Campos, Rio terlihat antusias mendatangi meeting seperti berbagai sesi lainnya, seperti berlatih di gym dan menjalani simulator sebelum balapan.
"Dia nggak mau buang-buang waktu. Dia pasti selalu bilang, 'Ayo, jangan lama-lama. Mau ada meeting (dengan tim), nih'," beber Indah.
"Saya melihatnya, dia jauh lebih semangat di tim ini. Nggak kelihatan dia sekali pun malas-malasan waktu mau ke kantor timnya."
Indah ikut mendampingi ketika Rio diundang untuk menghadiri wawancara dengan CNN Indonesia, Rabu (28/10) malam. Ketika Rio masuk ke dalam studio, Indah hanya menyaksikan sang putra dari sebuah televisi di ruang tunggu.
Sesekali ia mengernyitkan dahi karena volume suara televisi kalah ramai dari orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Satu kali, ia berdiri dari tempat duduknya untuk mengabadikan gambar sang anak di televisi melalui kamera ponselnya.
Bagi Indah, ini adalah rutinitas. Ia sudah menemani Rio membalap sejak putranya itu masih berusia 6 tahun. Kalau biasanya ia juga ditemani oleh sang suami, Sinyo Haryanto, malam itu tidak. Sinyo sedang berada di Singapura, menjalani perawatan pascaoperasi lutut.
Sama seperti halnya Sinyo, Indah juga berkomitmen penuh mendukung Rio. Tidak hanya sekadar jadi pendukung, ia juga menjadi teman bicara Rio sehabis balapan.
"Kalau kalah, saya nggak berani tanya," ujar Indah kepada detikSport, sembari menambahkan bahwa mood Rio bisa berubah suram seketika manakala mendapatkan keputusan yang tidak menguntungkannya.
"Seperti waktu di Belgia. Waktu itu dia dihukum penalti dan diberitahu-nya baru 2 lap menjelang akhir balapan," lanjutnya.
Kala itu, mobil Rio mengalami masalah pada koplingnya sehingga membuatnya berhenti di jalur cepat pitlane. Hal tersebut membuat steward menghukum Rio dengan penalti berhenti 10 detik di pit box.
Ketika hukuman dijatuhkan, Rio sedang berada di posisi kedua dan balapan tinggal tersisa dua lap. Rio pun tidak punya waktu lagi untuk memperbaiki posisinya.
"Rio sekarang sudah empat tahun membalap di GP2. Sekarang, dia sudah kenyang pengalaman. Sudah banyak menang, banyak kena penalti, dan juga banyak melintir," ucap Indah.
Kendati demikian, musim 2015 ini menjadi musim terbaik Rio selama terjun di ajang GP2. Pebalap berusia 22 tahun tersebut sudah lima kali naik podium musim ini dengan tiga di antaranya menjadi juara. Usai balapan di Rusia, yang berlangsung pada 10-11 Oktober lalu, Rio duduk di urutan ketiga klasemen pebalap.
Indah menilai, meningkatnya performa Rio di lintasan tidak lepas dari chemistry apiknya dengan para teknisi Campos Racing. Menurut Indah, selama membalap untuk Campos, Rio terlihat antusias mendatangi meeting seperti berbagai sesi lainnya, seperti berlatih di gym dan menjalani simulator sebelum balapan.
"Dia nggak mau buang-buang waktu. Dia pasti selalu bilang, 'Ayo, jangan lama-lama. Mau ada meeting (dengan tim), nih'," beber Indah.
"Saya melihatnya, dia jauh lebih semangat di tim ini. Nggak kelihatan dia sekali pun malas-malasan waktu mau ke kantor timnya."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar